Representasi surga itu menurut gue sangat keren.
Allah mengatakan bahwasannya surga itu tidak bisa dibandingkan dengan apapun yang ada di dunia. Bila pun ada maka kenikmatan di surga jauh melebihi kenikmatan itu sendiri.
Dan satu hal lagi yang ada di surga.
Yaitu dicabutnya hasad iri dengki dari dada-dada manusia.
Perasaan hasad dan iri dengki umumnya adalah perasaan yang dimiliki semua orang. Dia bisa menjadi pisau bermata dua. Jika di pakai untuk hasad dan dengki kepada amalan baik seseorang itu bagus banget, tapi jika hasad dan dengki atas nikmat orang dan menginginkan nikmat itu hilang dari yang bersangkutan itu dikategorikan hasad dan iri dengki yang tercela.
Lalu terkadang hasad dan iri dengki ini menjadi pemicu atau motivator bagi psikis kita untuk semangat dan meraih sesuatu. Balik lagi ke point positip atau negatip. paham lah ya...
Lalu apa korelasinya dengan surga?
Di surga kita diberikan berbagai macam nikmat, dan nikmat ini melahirkan kebahagiaan pada setiap insan yang menerimanya. Oleh karena itu tidak ada satupun dari mereka yang melirik kenikmatan pada saudara muslim di sekitarnya. Sementara Hasad dan iri dengki yang kita alami saat di dunia ini mengacu kepada perasaan kita yang menganggap kehidupan ini tidak adil. Sehingga timbulah penyakit hati yang menyiksa batin kita.
Pada dasarnya apapun yang Allah berikan sesungguhnya baik dan cukup untuk kita. Akan tapi karena perasaan hasad itu kita pelihara maka segala yang kita punya serasa gak ada apa-apanya. Itulah mengapa hasad ini tergolong hal yang Allah hapuskan. Sebab pada kenyataannya hasad mengacu pada rasa ketidak bahagian seseorang. Jika rasa ini ada di surga maka kebahagiaan absolute yang Allah janjikan terasa kurang lengkap. Oleh karena itu Allah hapuskan perasaan hasad iri dengki dari dada-dada manusia. Sebagaimana yang Allah firmankan…
لَا يَسْمَعُونَ فِيهَا لَغْوًۭا وَلَا تَأْثِيمًا
Mereka tidak mendengar di dalamnya perkataan yang sia-sia dan tidak pula perkataan yang menimbulkan dosa,
إِلَّا قِيلًۭا سَلَـٰمًۭا سَلَـٰمًۭا
akan tetapi mereka mendengar ucapan salam.
Al waqi’ah 25-26
Tidak ada satupun dari mereka para penghuni surga itu melakukan hal yang sia-sia dan mengarah kepada dosa melainkan mereka semua memberikan kalimat selamat atas satu dan lainnya.
Lalu apakah hal ini bisa kita gapai di dunia.
Ternyata bisa saja, sebagaimana salah satu kisah Nabi yang bersabda sampai tiga hari berturut-turut di suatu majlis dan para sahabat yang hadir pun menyaksikannya. Dari Anas Bin malik Rasulullah berkata, "Sebentar lagi akan kalian lihat calon penghuni surga!"
Kemudian datang sahabat ansor dengan wajah dan jenggotnya masih basah dengan air wudhu sementara tangannya menenteng sandal.
Esoknya pun sama, Rasulullah berkata, "Sebentar lagi akan kalian lihat calon penghuni surga!" ternyata sahabat ansor itu lagi yang lewat dengan keadaan yang sama pula, wajah dan jenggot yang masih basah dengan air wudhu kemudian tangannya menenteng sandal.
Besoknya lagi, Rasulullah berkata hal yang sama, Lagi-lagi sahabat anshar itu yang secara kebetulan atas kehendak Allah melintas dengan keadaan yang juga sama seperti dua hari lalu.
Lantas Abdullah bin amr bin ash penasaran, amalan apa sih sehingga Rasulullah bersabda hingga tiga kali berturut-turut mengenai dirinya. Kemudian Ia mengikuti sahabat itu hingga ke rumah dan berkata,
Sungguh aku memiliki masalah dengan ibuku dan aku berjanji tidak akan pulang sampai tiga hari. Maka izinkan aku bermalam di rumahmu selama itu untuk memenuhi janjiku.
Lalu sahabat ansor itu mempersilahkannya.
Selama tiga hari ini Abdullah bin amr bin ash tidak menemukannya memiliki amalan khusus. Semua yang dilakukannya basic bahkan tidak ditemukannya ia sholat qiyamullail hanya saja ketika terjaga ia seperti dzikir di sepertiga malam hingga subuh. Ia memang tidak berbicara kecuali yang baik.
Tapi semua itu tidak lantas menjawab rasa penasaran Abdullah bin amr bin ash. Kemudian dia mengakui bahwa selama ini dia tidak memiliki masalah dengan ibunya. Dia hanya mendengar bahwa Rasulullah bersabda kami akan melihat calon penghuni surga dan secara kebetulan selama tiga kali Rasulullah bersabda dirimulah yang muncul di hadapan kami.
Lalu amalan apa yang sebenarnya engkau lakukan...
Orang itu berkata bahwa, "Sebagaimana yang kamu lihat bahwa aku tidak mengerjakan amalan apa-apa, hanya saja aku tidak punya rasa iri kepada sesama muslim atau bahkan hasad terhadap kenikmatan Allah yang diberikan Allah kepadanya."
Abdullah bin amr bin ash berkata, "Rupanya itulah yang menyebabkan kamu mencapai derajat itu. Sebuah amalan yang kami tidak mampu melakukannya."
Abdullah bin amr bin ash pun berkata sesuatu yang sulit untuk ‘kami’ sementara kami di kala itu adalah kami dikalangan para sahabat, lho. Lantas mengapa hal ini sulit sekali di gapai?
Hasad ini merupakan hal yang sulit di lakukan di dunia karena sifat manusia yang tidak memilikinya adalah hanya calon penghuni surga. Kemudian hasad ini pun seperti sifat turunan dari nenek moyang manusia. Sebab dosa pertama manusia yaitu membunuh ternyata dipelopori oleh sifat hasad.
Sebagaimana kisahnya,
Saat salah satu anak adam membunuh saudaranya dikarenakan dia melihat bahwa kenikmatan yang didapat saudaranya lebih baik dengan apa yang dia dapatkan. Sehingga timbulah hasad yang kemudian mendorong dirinya untuk melakukan perbuatan tercela seperti membunuh saudaranya tersebut. Kalian bisa melihat kejadian ini dalam tafsir surah Al-Maidah ayat 27.
Malah makin sulit dong man?
I…Iya sih. Banget malah.
Tapi coba lihat dari sisi hal yang pertama kita bahas yakni surga.
Kita kupas dari sisi sebab akibat.
Pertama surga itu menyediakan segala kebutuhan yang kita inginkan maka manusia merasa tidak ada untungnya untuk melirik kepunyaan orang, toh dirinya pun sudah punya.
Nah, mungkin ini bisa kita aplikasikan jika ingin memiliki sifat penghuni surga yakni tidak menghasad-i apa yang Allah berikan kepada saudara kita. Maka kita pun harus merasa cukup dengan apa yang telah Allah Ar-Rahman berikan ke kita.
Artinya untuk mencapai derajat manusia yang memiliki sifat penghuni surga maka kita harus perbanyak atau setidaknya mengenali sifat Qona’ah.
Apa itu Qana'ah
yang kedua,
Para penghuni surga itu tidak memiliki kebencian, mereka mencintai satu sama lain sebab selama di dunia ini mereka telah lelah beribadah dan saling memberi, bersedekah. Sehingga atas hal itu mereka berkumpul di surga yang Allah janjikan.
Allah Ta’ala berfirman,
وَٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّـٰلِحَـٰتِ لَا نُكَلِّفُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَآ أُو۟لَـٰٓئِكَ أَصْحَـٰبُ ٱلْجَنَّةِ ۖ هُمْ فِيهَا خَـٰلِدُونَ ٤٢
dan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal yang saleh, Kami tidak memikulkan kewajiban kepada diri seseorang melainkan sekedar kesanggupannya, mereka itulah penghuni-penghuni surga; mereka kekal di dalamnya.
وَنَزَعْنَا مَا فِى صُدُورِهِم مِّنْ غِلٍّۢ تَجْرِى مِن تَحْتِهِمُ ٱلْأَنْهَـٰرُ ۖ وَقَالُوا۟ ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ ٱلَّذِى هَدَىٰنَا لِهَـٰذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِىَ لَوْلَآ أَنْ هَدَىٰنَا ٱللَّهُ ۖ لَقَدْ جَآءَتْ رُسُلُ رَبِّنَا بِٱلْحَقِّ ۖ وَنُودُوٓا۟ أَن تِلْكُمُ ٱلْجَنَّةُ أُورِثْتُمُوهَا بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ ٤٣
Dan Kami cabut segala macam dendam yang berada di dalam dada mereka; mengalir di bawah mereka sungai-sungai dan mereka berkata, "Segala puji bagi Allah yang telah menunjuki kami kepada (surga) ini. Dan kami sekali-kali tidak akan mendapat petunjuk kalau Allah tidak memberi kami petunjuk. Sesungguhnya telah datang rasul-rasul Tuhan kami, membawa kebenaran". Dan diserukan kepada mereka, "ltulah surga yang diwariskan kepadamu, disebabkan apa yang dahulu kamu kerjakan".
Rasulullah Shallallahu Alaihi wa sallam bersabda,
عن أبي هريرة رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : «وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ، لاَ تَدْخُلُوا الجَنَّة حَتَّى تُؤْمِنُوا، وَلاَ تُؤْمِنُوا حَتَّى تَحَابُوا، أَوَلاَ أَدُلُّكُم عَلَى شَيءٍ إِذَا فَعَلْتُمُوهُ تَحَابَبْتُم؟ أَفْشُوا السَّلاَم بَينَكُم».
[صحيح] - [رواه مسلم]
Dari Abu Hurairah -raḍiyyallāhu 'anhu-, ia berkata, Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda,
"Demi Allah yang jiwaku berada di tangan-Nya, kalian tidak akan masuk Surga sampai kalian beriman, dan kalian tidak akan beriman sampai kalian saling mencintai. Maukah aku tunjukkan kepada kalian sesuatu yang jika kalian melakukannya maka kalian akan saling mencintai? Sebarkanlah salam di antara kalian!"
Hadis sahih - Diriwayatkan oleh Muslim
Lihat, betapa indahnya jika kita saling mencintai satu sama lain. Ketika seseorang memiliki kecintaan pada saudaranya maka secara otomati sifat penyakit hati seperti hasad akan dengan sendirinya terhapuskan.
semisal,
Saudaranya membeli mobil mewah dia turut bersuka ria dan juga sebaiknya yang punya mobil pun mengajak jalan-jalan si saudaranya yang kebetulan belum bisa memiliki mobil. Maka saling timbul rasa cinta di antara keduanya dan ujungnya akan mendoakan keselamatan. Hal ini persis seperti sifat penghuni surga sebagaimana ayat yang pertama kali kita spill, yaitu ayat 25-26 di surah Al waqi’ah.
Sebagai penutup,
Gue tahu kok kalau, ya, memang mengaplikasikan sebuah amalan itu sangat berat, apalagi amalan hati yang gak terlihat sama orang. Tapi tentu kalau amalan hati musuh terbesarnya adalah diri kita sendiri. Maka kalahkan diri kita sendiri untuk itu, sebab mengendalikan orang lain itu bukanlah hal yang bisa kita lakukan.
Kenapa gue bilang begitu?
Karena kadang ketika kita membahas sifat hasad iri dengki ini kita sering bilang, “Dia duluan tuh yang begitu ke gue!” atau “Dia duluan tuh yang apa-apa panas, gue beli ini panas gua beli ini dikira sombong!” bener gak?
Padahal kita gak tahu, mungkin itu pencapaian terbaiknya… atau mungkin tatkala kita membeli sesuatu dia termotivasi dan secara gak langsung dia menjadikan kita sebagai motivatornya untuk mencapai hal itu. Bukankah itu baik?
Lagi-lagi kita perlu mencintai saudara kita sebab itu merupakan ciri seseorang yang beriman. Dan berikan udzur kepada mereka yang memang memiliki gelagat hasad kepada kita. Mungkin jika dia berbicara di belakang itu karena kita berada jauh di depannya. Maka coba kamu gandeng dia dengan tutur kata yang baik bukan malah melakukan hal serupa.
Susah memang, makanya tips yang gue berikan cuma dua yakni Qonaah yang membawa kita kepada rasa syukur dan juga saling mencintai karena Allah yang membawa kita kepada rasa memberi dan saling mengasihi satu sama lain. Biar kita bisa mengamalkannya sedikit-sedikit, tapi insya Allah dua point itu sangat bermanfaat untuk menghilangkan penyakit hati di hati kita termasuk sifat tercela seperti hasad ini. Kemudian puncak tertinggi yang sangat kita inginkan adalah kita memiliki sifat para penghuni surga. Aamiin~
wallahu’alam
Semoga bermanfaat
0 komentar:
Posting Komentar